Terjadinya Kabut Asap dan Penyakit ISPA di Pulau Sumatera dan Kalimantan

Terjadinya Kabut Asap dan Penyakit ISPA di Pulau Sumatera dan KalimantanSudah hampir tiga bulan lamanya asap melanda pulau sumatra dan kalimantan. Sudah banyak juga masyarakat yang terkena penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan) dan sudah ada yang meninggal dunia di akibatkan asap yang makin parah.

Hingga Setiap tahun Indonesia dilanda kebakaran hutan dan kabut asap. Tapi tahun ini polusi udara yang disebabkan kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan bisa mencatat rekor baru. Badan Antariksa Amerika Serikat NASA, mewanti-wanti musim kemarau yang panjang akan mempersulit upaya pemadaman.

Ribuan orang dilaporkan terkena infeksi saluran pernafasan (ISPA) sejak kabut asap menggelayut di langit Sumatera dan Kalimantan. ISPA sejatinya disebabkan oleh infeksi virus, bukan oleh kabut asap. Tapi polusi udara yang parah, ditambah dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh bisa mengakibatkan gangguan pernafasan. ISPA selama ini banyak menjangkkiti anak-anak dan kaum manula.

Kebakaran hutan di Indonesia sudah terjadi sejak jaman Pemerintahan Hindia Belanda, terbukti ada beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda yang terkait dengan kebakaran hutan seperti Ordonansi Hutan untuk Jawa dan Madura (1927) pasal 20 dll. Kebakaran hutan dan lahan masih berlanjut pun pasca kemerdekaan RI, masih tercatat ada lima kejadian besar periode kebakaran hutan yaitu tahun 1982-1983 yang menhancurkan 3,2 juta hektare kerugian mencapai 6 triliun rupiah, tahun 1987 yang melahap 66,000 Ha. Tahun 1991 menghabiskan 500,000 Ha, tahun 1994-1995 yang melumatkan lebih dari 5 juta Ha, dan tahun 1997-1998 yang menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 2,7 miliar.

Jadi dilihat dari sejarah, Indonesia memang tak luput dari kebakaran hutan dan lahan, hingga detik ini. Hal ini merupakan pekerjaan rumah berat bagi pemerintahan baru bersama fungsi jajarannya untuk segera mencari jalan keluar yang signifikan. Meneruskan warisan atau melakukan terobosan baru.

Darimana asal titik api
Api berasal dari praktek tebas bakar yang dihasilkan dari kegiatan perkebunan, baik skala perusahaan maupun perorangan. Kebanyakan dilakukan oleh perusahaan sawit atau kertas. Tebas bakar ini dilakukan untuk membersihkan lahan perkebunan untuk menanam tanaman baru atau membuka lahan baru untuk ditanam. Kegiatan ini dilakukan karena lebih efektif, mudah dan murah. Lahan yg dibakar ini tidak langsung mati jika terkena angin, malah membuat sekam yang terus mengeluarkan asap, sebab jenis lahan adalah gambut yang punya titik api rendah atau mudah terbakar.

Apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran hutan?
Sebisa mungkin mengurangi aktivitas di luar rumah, bahkan beberapa sekolah di Riau diliburkan jika terjadi asap tebal. Jika terpaksa bergiat diluar rumah, upayakan hanya dua jam paling lama, dan gunakan masker yang dapat menyaring partikel kabut asap.

Ratifikasi
Indonesia ternyata telah meratifikasi perjanjian antar negara- negara Asean tentang kabut asap lintas batas pada 20 Januari 2015 lalu, perjanjian ini telah tertunda selama 10 tahun. Adanya perjanjian ini, Pemerintah indonesia harus memperkuat kebijakan tentang kebakaran hutan dan asap. Kebijakan ini tak ada artinya jika tidak disertai penerapan di lapangan dan juga penegakan hukum. Selain ini pemerintah juga harus aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan bersama negara-negara di wilayah Negara ASEAN tentang masalah kabut asap.Tiap tahun bencana kabut asap terus bikin kalut semua pihak, bak keledai yang katanya jatuh dua kali, ini melebihi entah apa namanya, karena tiap tahun berulang seperti jatuh pada lubang yang sama. Dari data yang didapat, tahun ini sebanyak 267 titik api terlihat di Sumatera, 114 nya ada di Riau.


Api yang mendekap kedua pulau di tanah air itu berpotensi menjadi yang paling parah dan paling lama menyusul fenomena El Nino yang membuat kondisi cuaca menjadi lebih kering dan menghambat turunnya hujan.
kabut asap riau
El Nino yang menyebar dari Amerika Selatan ke Pasifik Barat tahun ini diyakini bakal memperpanjang musim kemarau. Terakhir kali el Nino menyebabkan dampak serupa tahun 1997
Source :Infografik El NiƱo Satellitenbilder Englisch

Ilmuwan NASA meyakini, situasi tahun ini serupa dengan tahun 1997 yang tercatat sebagai bencana kabut asap paling parah dalam sejarah. "Kondisi di Singapura dan tenggara Sumatera serupa dengan 1997," kata Robert Field, ilmuwan Columbia University yang juga bekerja untuk NASA.

"Jika perkiraan cuaca yang memprediksi kemarau panjang bertahan, ini akan membuat kabut asap 2015 termasuk yang paling parah dalam sejarah."

NASA Ungkap Foto Pekat Kabut Asap Sumatera dari Luar Angkasa

kabut asap riau
Peristiwa kabut asap yang menyelimuti beberapa wilayah di Indonesia telah mencuat ke luar negeri. Bahkan, The National Aeronautics and Space Administration (NASA) memperlihatkan foto permukaan pulau Sumatera yang dipantau dari satelit luar angkasanya.

Lewat bidikan kamera Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) yang disematkan di satelit Terra, NASA memperlihatkan tebalnya kabut asap yang menyelimuti wilayah Riau dan sekitarnya di website Visibleearth.nasa.gov.

Dilaporkan, satelit Terra menangkap beberapa aliran asap yang berada di wilayah Sumatera Selatan. Selain itu, terdapat pula beberapa titik merah yang menunjukkan suhu yang tinggi. Titik tersebut diyakini sebagai titik api, yang menyebabkan kebakaran hutan.

Terdapat asap dengan warna abu-abu yang mengindikasikan polusi udara serta peringatan kesehatan untuk warga yang berada di wilayah tersebut. Jika dilihat, asap tersebut bahkan menyebar ke beberapa lokasi di atas Pulau Sumatera dan mencemari udara di negara tetangga.
kabut asap riau
Penampakan kabut asap di Sumatera dari sensor kamera MODIS (Visibleearth.nasa.gov)
Sensor kamera MODIS ini telah memantau penampakan asap ini sejak September lalu. Sampai saat ini, para ilmuwan terus memonitor kebakaran hutan yang terjadi di wilayah tersebut hingga nantinya musim hujan tiba, yang diprediksi akan terjadi pada pertengahan hingga akhir Oktober 2015.

Diungkap, parahnya kabut asap yang menyebar di wilayah Sumatera juga disebabkan oleh suhu musim kemarau yang kali ini dinilai menjadi yang terpanjang di Indonesia. Selain itu, kuatnya badai El Nino yang mengguncang Samudera Pasifik juga berimbas pada peningkatan suhu permukaan laut.

Menurut informasi yang dilansir laman resmi BMKG, ketika dalam kondisi iklim normal, suhu permukaan laut di Indonesia (pasifik ekuator bagian barat) biasanya sangat hangat dan proses penguapan terjadi begitu mudah, awan-awan hujan pun sangat mudah untuk terbentuk.

Namun, ketika El Nino melanda, suhu permukaan laut di pasifik ekuator bagian tengah dan timur menjadi semakin hangat, sehingga membuat suhu perairan sekitar Indonesia menjadi turun. Hal ini secara langsung menyebabkan terjadinya perubahan peredaran masa udara yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di Indonesia.

Referensi :
http://www.wwf.or.id/?40364/Kabut-Asap-Bikin-Kalut
http://www.dw.com/id/nasa-kabut-asap-indonesia-terparah-dalam-sejarah/a-18756969http://tekno.liputan6.com/read/2336702/nasa-ungkap-foto-pekat-kabut-asap-sumatera-dari-luar-angkasa

0 Response to "Terjadinya Kabut Asap dan Penyakit ISPA di Pulau Sumatera dan Kalimantan"