4 Tips Membangun Portfolio Desain untuk Pemula


Portfolio memberi gambaran kepada calon klien tentang kemampuan dan kreatifitas yang dimiliki. Untuk desainer atau studio desain yang belum punya portfolio, kemungkinan mendapat pekerjaan juga lebih kecil. Klien biasanya lebih memilih studio dan agency-agency desain yang lebih berpengalaman dan memiliki portfolio yang menarik.

Bagi desainer grafis yang sedang merintis, berikut ada beberapa tips untuk membangun portfolio dan mulai menghasilkan karya, tentunya dengan tetap bermartabat tanpa harus mengemis dan membuat diri kamu terlihat seperti amatiran.





1. Pro Bono

Pro bono publico biasanya disingkat dengan Pro bono. Merupakan istilah latin yang kira-kira berarti "untuk kepentingan publik (khalayak ramai)". Istilah ini digunakan untuk menggambarkan pelayanan gratis kepada publik yang diberikan oleh para pemberi jasa profesional. Pro bono berbeda dengan sukarelawan pada umumnya, pro bono dikerjakan oleh pihak-pihak yang memiliki skill profesional dan kompeten pada bidang-bidang tertentu.

Logo 67 Dirgahayu Indonesia oleh Wahyu Aditya

Bagi desainer grafis, pro bono merupakan pilihan yang sangat baik untuk membangun portfolio sekaligus mendapatkan pahala dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Banyak sekali lembaga dan yayasan sosial yang butuh sentuhan desainer grafis secara profesional namun tidak punya budget untuk mewujudkannya. Sebut saja misalnya panti asuhan, yayasan tuna netra, pesantren, atau mungkin event-event publik seperti yang dikerjakan Wahyu Aditya diatas.


2. Desain Fiktif

Kamu juga bisa membuat sebuah projek desain fiktif. Selain melatih kemampuan dalam mendesain, desain fiktif (biasanya) juga menyenangkan untuk dilakukan, karena memang tidak ada pihak (klien -red) yang terlibat didalamnya. Kamu akan lebih mudah bereksplorasi tanpa banyak batasan dan standar-standar yang biasanya ditentukan oleh klien.

Hanya perlu diingat, desain fiktif ditujukan untuk memberi gambaran tentang apa yang bisa kamu lakukan sebagai desainer, baik secara teknis, kreatifitas, maupun konsep pengerjaan. Klien bisa saja memutuskan untuk meng-hire kamu jika secara kualitas karya (walaupun fiktif) kamu sesuai dengan standar yang mereka cari.

I Hate You logo oleh Sir Sirix

Rebranding Microsoft oleh Andrew Kim. Andrew kemudian dipekerjakan oleh Microsoft karena proyek fiktifnya.


3. Bisnis Kecil yang Prospek

Banyak bisnis-bisnis kecil dengan yang secara konsep dan komoditi unik untuk dibantu disekitar kita. Komoditi-komoditi yang secara kualitas mungkin bersaing dengan merek-merek ternama. Di era teknologi seperti sekarang, hal yang sama juga berlaku untuk start-up.

Kripik Maicih, contoh bisnis kecil yang prospek dan kemudian tumbuh pesat

Kamu bisa menggunakan kemampuan kamu dalam mendesain untuk membantu mereka mengembangkan bisnisnya. Prospek bisnis yang besar adalah modal yang bagus untuk membangun personal portfolio yang memberikan exposure yang juga besar. Hanya saja kamu harus jeli-jeli melihat kemungkinan dan prospek dari bisnis tersebut.


4. Personal Project

Terlepas dari status, apakah kamu seorang freelancer atau sebagai studio owner, kamu pasti punya kebutuhan desain personal, minimal sekali logo untuk usaha kamu. Proyek desain personal juga bisa memberi gambaran kemampuan kamu kepada calon klien.

Jika kamu adalah membangun sebuah studio desain, selain dari hanya logo, kamu bisa mengembangkan proyek-proyek personal sampai kepada corporate identity, company profile, dll.
Proses desain logo milik David Airey

Jacob Cass memperlihatkan proses desain logo personal miliknya.


Melihat dari pengalaman beberapa desainer grafis ternama, mereka selalui memulai membangun portfolio mereka dengan cara-cara diatas. Selain tetap mempertahankan profesionalisme mereka sebagai desainer grafis, mereka juga memiliki kesempatan untuk berlatih dan mengasah kemampuan. Bagaimana dengan kamu? Apa tips yang kamu lakukan untuk membangun portfolio?





Ajir
Desainer grafis, blogger, juga pecandu kopi. Terobsesi dengan segala sesuatu terkait komunikasi visual. Bercita-cita ingin menjadi guru SD sebuah sekolah di pelosok desa yang jauh dari keramaian. — email : ajir86[at]gmail.com | twitter : @desain_studio

0 Response to "4 Tips Membangun Portfolio Desain untuk Pemula"