@anonymousPalsu - Mungkin belum banyak orang yang mengetahui tentang cerita Padang 12 (dua belas), khususnya orang luar Kalimantan Barat. Dan biasanya hanya beberapa orang sekitar ketapang saja yang mengetahui banyak tentang padang12. Saya mencoba mengangkat cerita yang belum pernah di publikasikan di media mana pun di Indonesia mau pun di luar negeri yaitu PADANG 12.
Percaya atau tidak, tetapi bukti memang benar-benar ada dan nyata. Padang 12 terdapat di sebuah kabupaten yang letaknya di Propinsi Kalimantan Barat yang bernama Kabupaten Ketapang terdapat banyak misteri yang belum terungkap di sana. Letaknya diantara Kecamatan Kendawangan dan Pesaguan. Disebut dengan Padang 12, karena di lokasi ini hanya 12 kilometer yang diyakini penuh dengan misteri. Kawasan ini dipenuhi dengan pasir kuarsa yang ditumbuhi oleh pohon kayu putih (pinus). Kendati diyakini 12 kilometer, namun pandangan kalangan tertentu, kawasan ini adalah kota besar alam gaib.
Jika orang yang lewat jalan raya dari ketapang ke kendawangan takabur terhadap daearah itu atau berbuat jahat di daerah tersebut maka kenungkinan besar akan melihat pemandangan yang aneh, seram atau lebih parah dari itu. Di padang 12 terdapat sebuah perkampungan biasa yang masyarakatnya taat beribadah. Masyarakat Ketapang menyebutnya orang kebenaran atau lebih dikenal dengan nama orang Limun.
Perkampungan mereka tidak tampak oleh mata orang biasa, dan hanya bisa di lihat oleh orang yang berjodoh saja. Banyak orang yang ingin membuktikan keberadaan daerah itu cuman tidak pernah ada yang melihat langsung, konon katanya penduduk setempat 'orang limun/orang kebenaran' mempunyai pesawat pribadi, mobil mewah, dan sebagainya layaknya manusia normal.
Jika kita beruntung, kita mungkin bisa saa melihat orang kebenaran ini menampakkan dirinya di khalayak umum. Dan ciri yang paling mencolok untuk membedakan manusia biasa dari orang limun/kebenaran ini ialah bahwa mereka 'orang limun' tidak memiliki belahan di atas bibir/mulut atau di bawah hidung mereka.
Cerita mengatakan ada seorang bidan bernama Bidan Rartna (sudah alm.), suatu malam rumahnya di gedor (di ketuk) oleh beberapa orang kira-kira jam 2 subuhan, si bidan membuka pintu dan ternyata ada orang yang mau melahirkan. Naluri seorang bidan langsung mengeksekusi pasien tersebut, setelah pasien selesai melahirkan ternyata mereka minta langsung pulang saja.
Melihat dari cara mereka berpakaian si bidan sudah mengerti mereka bukan orang yang berada, setelah pasien dan suaminya hendak pulang mereka sempat membicarakan masalah biaya, mereka memang tidak mampu membayar ongkos persalinan, tetapi si bidan memang mempunyai niat untuk menolong tanpa meminta bayaran sesenpu.
Tetapi keluarga tidak mungkin meninggalkan rumah bidan tanpa memberikan apa pun, mereka tidak mempunyai uang tetapi mereka hanya punya sekantong kunyit dan bidan dengan ikhlas menerima kunyit tersebut. Setelah mereka pergi dari rumah bidan, bidan pun langsung masuk kerumah, dan melanjutkan tidur, dan keesokan harinya si bidan kaget dengan berubahnya kunyit tadi menjadi emas.
Bidan tidak percaya dengan apa yang di lihatnya si bidan langsung menanyakan ke suaminya, ternyata benar itu sebuah emas murni, setelah di selidiki ternyata yang melahirkan pada malam itu adalah salah satu masyarakat padang 12.
Sampai sekarang emas tersebut masih ada disimpan oleh keluarga sang bidan (maybe, karena sang bidan telah wafat beberapa waktu lalu) cerita ini didengar oleh penulis artikel asli (sumber) dengar sendiri dari bidan Ratna, dan bidan RATNA adalah salah 1 saksi bahwa orang limun (begitulah orang ketapang menyebutnya) atau orang padang 12, itu ada dan nyata itu membuktikan bahwa mereka sama seperti kita (manusia biasa).
Bahkan harta karun juga dipercaya tertimbun di Padang 12. Penampakan pada kalangan tertentu pernah terjadi. Sering kali warga menemukan kejadian aneh di kawasan itu. Dari wujud manusia sampai babi berbulu merah pernah warga temukan di Padang 12.
Misalnya saja Mat Noor. Perjalanan dari Ketapang ke Kendawangan di dalam suatu bis dia menemukan orangtua yang jambang panjang. Selama bis melaju mereka bercerita panjang. Sampai di kawasan Padang 12, orangtua itu turun dan mengajak Mat Noor pergi. Dia menolak dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bis. Bagi orang, jika penumpang turun di kawasan itu hal yang biasa. Karena di kawasan itu sudah dipercayai kawasan orang kebenaran. Ketika ngobrol panjang di dalam perjalanan, Mat Noor sempat mengunyah permen yang diberi, tapi bungkusnya diminta kembali. Kejadian 1987 itu ternyata saat sekarang Mat Noor bisa mengobati orang yang sakit.
Cerita lain yang dituturkan Rohendi, seorang bidan diajak orang kebenaran menolong istrinya melahirkan. Ajakan itu diterima, setelah menolong persalinan, orang kebenaran tak memiliki uang dan berniat memberinya kunyit. Dia tak mngetahui orang kebenaran itu, karena menganggap kunyit mudah didapatkan, pemberian yang ditawarkan selama tiga kali itu ditolaknya. Bidan itu mengikhlaskan pertolongannya. Selang malam hari salah satu keluarga bidan itu diberi kabar lewat mimpi. Bahwa keluarganya itu telah menolak pemberiannya.
Dalam mimpi dia menasehatkan supaya jangan menolak, karena dianggap kurang baik. Namun wujud terima kasih, keturunan keluarga itu menjadi orang berhasil dan berpangkat di Tanah Kayong. Berbeda lagi dengan seorang pedagang dari Ketapang ke Kendawangan dengan mengunakan sepeda.
Dalam perjalanan sang pedagang keturunan Jawa itu bertemu dengan orangtua dan anak kecil. Orang itu meminta air kepada dirinya. Air yang diminta tak diberikan pedagang tadi. Karena tak diberi, orang itu mengatakan tidak mengapa. Anehnya perjalanan pedagang itu, baru sampai ke Kendawangan seminggu lamanya. Dia masuk keluar hutan, akhirnya barang yang dibawanya habis di tengah jalan karena terjatuh. "Ini lagi memang nyata juga terjadi di Padang 12, siapa namanya saya sudah lupa, tapi dalam perjalanan ada yang menahannya dan minta rokok. Bukan hanya rokok yang diberikan orang, tapi diajak bicara dan diajak makan bekalannya, setelah orang tadi pergi, tujuan ke Kendawangan hanya dikayuh dengan sepeda hitungan menit,”cerita Rohendi.
Menurut cerita orang-orang, orang Limun juga sering dijumpai di pedalaman Kecamatan Tumbang Titi. Bahkan beberapa dari mereka mengaku pernah berjumpa dengan Orang Limun di ladang dan di tengah hutan. Mereka mengatakan bahwa orang Limun yang pernah mereka jumpai berparas tampan atau ganteng dan berpakaian rapi.
Tapi menurut cerita yang saya dapatkan sendiri, orang Limun biasa berkeliaran di wilayah Ketapang ini, ntah itu di pasar, atau tempat-tempat lainnya (bisa melihat, jika beruntung).
MASYARAKAT Ketapang mempercayai “orang kebenaran” adalah orang suci dan jujur. Ada juga yang percaya “orang kebenaran” adalah golongan Jin muslim yang bermukim di daerah tertentu. Namun sekelompok masyarakat lain juga mempercayai bahwa “orang kebenaran” merupakan keturunan malaikat Harut dan Marut. Tapi yang pasti adalah beragam cerita seputar Padang 12 dipercayai masyarakat.
Bahkan ada cerita pertolongan yang diberikan manusia secara kebetulan, telah memberkahi keturunan manusia itu. Perlu dicatat, bahwa tidak sembarang orang memiliki keberuntungan untuk bisa melihat orang kebenaran ini secara langsung, hanya orang yang diberi betuah kata ibu saya yang bisa melihat mereka. Betuah itu semacam keberuntungan.
Oh iya, hampir lupa. Bahwa pasir di Padang 12 ini adalah pasir putih, yaitu pasir pantai, namun faktanya bahwa daerah ini tidak berada di tepi pantai lhoo. Menambah kemisteriusan kan?
Percaya atau tidak, tetapi bukti memang benar-benar ada dan nyata. Padang 12 terdapat di sebuah kabupaten yang letaknya di Propinsi Kalimantan Barat yang bernama Kabupaten Ketapang terdapat banyak misteri yang belum terungkap di sana. Letaknya diantara Kecamatan Kendawangan dan Pesaguan. Disebut dengan Padang 12, karena di lokasi ini hanya 12 kilometer yang diyakini penuh dengan misteri. Kawasan ini dipenuhi dengan pasir kuarsa yang ditumbuhi oleh pohon kayu putih (pinus). Kendati diyakini 12 kilometer, namun pandangan kalangan tertentu, kawasan ini adalah kota besar alam gaib.
Jika orang yang lewat jalan raya dari ketapang ke kendawangan takabur terhadap daearah itu atau berbuat jahat di daerah tersebut maka kenungkinan besar akan melihat pemandangan yang aneh, seram atau lebih parah dari itu. Di padang 12 terdapat sebuah perkampungan biasa yang masyarakatnya taat beribadah. Masyarakat Ketapang menyebutnya orang kebenaran atau lebih dikenal dengan nama orang Limun.
Perkampungan mereka tidak tampak oleh mata orang biasa, dan hanya bisa di lihat oleh orang yang berjodoh saja. Banyak orang yang ingin membuktikan keberadaan daerah itu cuman tidak pernah ada yang melihat langsung, konon katanya penduduk setempat 'orang limun/orang kebenaran' mempunyai pesawat pribadi, mobil mewah, dan sebagainya layaknya manusia normal.
Jika kita beruntung, kita mungkin bisa saa melihat orang kebenaran ini menampakkan dirinya di khalayak umum. Dan ciri yang paling mencolok untuk membedakan manusia biasa dari orang limun/kebenaran ini ialah bahwa mereka 'orang limun' tidak memiliki belahan di atas bibir/mulut atau di bawah hidung mereka.
Cerita mengatakan ada seorang bidan bernama Bidan Rartna (sudah alm.), suatu malam rumahnya di gedor (di ketuk) oleh beberapa orang kira-kira jam 2 subuhan, si bidan membuka pintu dan ternyata ada orang yang mau melahirkan. Naluri seorang bidan langsung mengeksekusi pasien tersebut, setelah pasien selesai melahirkan ternyata mereka minta langsung pulang saja.
Melihat dari cara mereka berpakaian si bidan sudah mengerti mereka bukan orang yang berada, setelah pasien dan suaminya hendak pulang mereka sempat membicarakan masalah biaya, mereka memang tidak mampu membayar ongkos persalinan, tetapi si bidan memang mempunyai niat untuk menolong tanpa meminta bayaran sesenpu.
Tetapi keluarga tidak mungkin meninggalkan rumah bidan tanpa memberikan apa pun, mereka tidak mempunyai uang tetapi mereka hanya punya sekantong kunyit dan bidan dengan ikhlas menerima kunyit tersebut. Setelah mereka pergi dari rumah bidan, bidan pun langsung masuk kerumah, dan melanjutkan tidur, dan keesokan harinya si bidan kaget dengan berubahnya kunyit tadi menjadi emas.
Bidan tidak percaya dengan apa yang di lihatnya si bidan langsung menanyakan ke suaminya, ternyata benar itu sebuah emas murni, setelah di selidiki ternyata yang melahirkan pada malam itu adalah salah satu masyarakat padang 12.
Sampai sekarang emas tersebut masih ada disimpan oleh keluarga sang bidan (maybe, karena sang bidan telah wafat beberapa waktu lalu) cerita ini didengar oleh penulis artikel asli (sumber) dengar sendiri dari bidan Ratna, dan bidan RATNA adalah salah 1 saksi bahwa orang limun (begitulah orang ketapang menyebutnya) atau orang padang 12, itu ada dan nyata itu membuktikan bahwa mereka sama seperti kita (manusia biasa).
Bahkan harta karun juga dipercaya tertimbun di Padang 12. Penampakan pada kalangan tertentu pernah terjadi. Sering kali warga menemukan kejadian aneh di kawasan itu. Dari wujud manusia sampai babi berbulu merah pernah warga temukan di Padang 12.
Misalnya saja Mat Noor. Perjalanan dari Ketapang ke Kendawangan di dalam suatu bis dia menemukan orangtua yang jambang panjang. Selama bis melaju mereka bercerita panjang. Sampai di kawasan Padang 12, orangtua itu turun dan mengajak Mat Noor pergi. Dia menolak dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bis. Bagi orang, jika penumpang turun di kawasan itu hal yang biasa. Karena di kawasan itu sudah dipercayai kawasan orang kebenaran. Ketika ngobrol panjang di dalam perjalanan, Mat Noor sempat mengunyah permen yang diberi, tapi bungkusnya diminta kembali. Kejadian 1987 itu ternyata saat sekarang Mat Noor bisa mengobati orang yang sakit.
Cerita lain yang dituturkan Rohendi, seorang bidan diajak orang kebenaran menolong istrinya melahirkan. Ajakan itu diterima, setelah menolong persalinan, orang kebenaran tak memiliki uang dan berniat memberinya kunyit. Dia tak mngetahui orang kebenaran itu, karena menganggap kunyit mudah didapatkan, pemberian yang ditawarkan selama tiga kali itu ditolaknya. Bidan itu mengikhlaskan pertolongannya. Selang malam hari salah satu keluarga bidan itu diberi kabar lewat mimpi. Bahwa keluarganya itu telah menolak pemberiannya.
Dalam mimpi dia menasehatkan supaya jangan menolak, karena dianggap kurang baik. Namun wujud terima kasih, keturunan keluarga itu menjadi orang berhasil dan berpangkat di Tanah Kayong. Berbeda lagi dengan seorang pedagang dari Ketapang ke Kendawangan dengan mengunakan sepeda.
Dalam perjalanan sang pedagang keturunan Jawa itu bertemu dengan orangtua dan anak kecil. Orang itu meminta air kepada dirinya. Air yang diminta tak diberikan pedagang tadi. Karena tak diberi, orang itu mengatakan tidak mengapa. Anehnya perjalanan pedagang itu, baru sampai ke Kendawangan seminggu lamanya. Dia masuk keluar hutan, akhirnya barang yang dibawanya habis di tengah jalan karena terjatuh. "Ini lagi memang nyata juga terjadi di Padang 12, siapa namanya saya sudah lupa, tapi dalam perjalanan ada yang menahannya dan minta rokok. Bukan hanya rokok yang diberikan orang, tapi diajak bicara dan diajak makan bekalannya, setelah orang tadi pergi, tujuan ke Kendawangan hanya dikayuh dengan sepeda hitungan menit,”cerita Rohendi.
Menurut cerita orang-orang, orang Limun juga sering dijumpai di pedalaman Kecamatan Tumbang Titi. Bahkan beberapa dari mereka mengaku pernah berjumpa dengan Orang Limun di ladang dan di tengah hutan. Mereka mengatakan bahwa orang Limun yang pernah mereka jumpai berparas tampan atau ganteng dan berpakaian rapi.
Tapi menurut cerita yang saya dapatkan sendiri, orang Limun biasa berkeliaran di wilayah Ketapang ini, ntah itu di pasar, atau tempat-tempat lainnya (bisa melihat, jika beruntung).
Sebenarnya saya juga memiliki 'cukup banyak' cerita tersendiri mengenai orang kebenaran ini, seperti pamannya saudara saya yang pada saat di Padang 12 itu menemukan sebuah sabun 'asing' yang ternyata adalah sabun produksi negara sebelah (kalau tidak salah sabun Singapura/Malaysia, saya sedikit lupa), serta cerita manggungnya Rhoma Irama sang Raja Dangdung di Ketapang KW).
Ini saya dapatkan berdasarkan pengalaman keluarga, serta orang-orang sekitar keluarga saya sendiri. Sulit dipercaya memang, tetapi percayalah jika anda mendengar cerita ini secara langsung dari orang-orang tua asli Ketapang, anda akan merinding sendiri.
MASYARAKAT Ketapang mempercayai “orang kebenaran” adalah orang suci dan jujur. Ada juga yang percaya “orang kebenaran” adalah golongan Jin muslim yang bermukim di daerah tertentu. Namun sekelompok masyarakat lain juga mempercayai bahwa “orang kebenaran” merupakan keturunan malaikat Harut dan Marut. Tapi yang pasti adalah beragam cerita seputar Padang 12 dipercayai masyarakat.
Bahkan ada cerita pertolongan yang diberikan manusia secara kebetulan, telah memberkahi keturunan manusia itu. Perlu dicatat, bahwa tidak sembarang orang memiliki keberuntungan untuk bisa melihat orang kebenaran ini secara langsung, hanya orang yang diberi betuah kata ibu saya yang bisa melihat mereka. Betuah itu semacam keberuntungan.
Oh iya, hampir lupa. Bahwa pasir di Padang 12 ini adalah pasir putih, yaitu pasir pantai, namun faktanya bahwa daerah ini tidak berada di tepi pantai lhoo. Menambah kemisteriusan kan?
Artikel saya tulis sendiri serta beberapa diambil dari forum viva
0 Response to "Padang 12, Kota Besar 'Misterius' Berjarak Hanya 12 KM Milik Ketapang, Kalimantan Barat"
Posting Komentar